16 November 2008

What do we truly seek in this world?

What do we truly seek in this world?

This question suddenly came out of my mind after I watched the movie ‘The Other Boleyn Girl’. Apart from this question, this is such a great – recommended movie! Intinya sih cerita tentang Raja Henry yang takut, ngga ada yang bisa meneruskan pemerintahannya karena si ratu ngga bisa ngasih putra mahkota. Munculah ide untuk memberikan seorang selir buat raja, yang siapa tau bisa ngasih anak laki. Nah, mulai dari sini keluarlah berbagai macam konflik: perselingkuhan, ketidakpercayaan, haus akan kekuasaan, dan tanggung jawab. Pemerannya utamanya Eric Bana (sebagai Raja Henry), Natalie Portman (sebagai Anne Boleyn), dan Scarlett Johansson (sebagai Mary Boleyn). Sebenernya ni drama kaya sinetron juga sih – klise konfliknya: perselingkuhan, ketidakpercayaan, haus akan kekuasaan, dan tanggung jawab. Nah, tapi cara mengemasnya yang berbedalah yang akhirnya bikin gw mikir dan bertanya-tanya: what do we truly seek in this world?

Film ini dikemas dan disampaikan dari sudut pandang yang berbeda – alur sih maju, biasa tapi cara bertuturnya itu lo :) Si script writer menggambarkan bagaimana haus akan kekuasaan membuat orang berani mempertaruhkan harga dirinya, martabatnya – demi harga diri palsu, yang membuat mereka pada akhirnya harus bekerja keras mempertahankan harga diri itu lagi. What a beautiful mind I think, haha…

After watching this great drama, I became to a conclusion that all we seek in this world is dignity. That’s all we defend for too. We want to protect the dignity in ourselves. We not just want, but we think we need to. Because after all, the only thing that left – even after we’ve gone is DIGNITY.

Contoh kasus: kenapa ada perempuan yang rela ngejual dirinya cuma buat anaknya bisa sekolah? Kalo mau hidup aja sih ngga perlu sekolah kali. Nantinya kalo tuh anak udah besar juga bisa kerja serabutan kalo cuma pengen buat makan agar bisa bertahan hidup. That’s all just because she wants a better way of living, which she thinks can improve her dignity as a part of society – one day later. Kalo nonton film ini, salah satu contoh kasusnya ya si Anne Boleyn. Buat apa dia memaksa raja melakukan hal-hal ‘hina’ (duh, my term is so lame) dan membuat raja mengejarnya begitu gencar (waduh!)? Sederhana: ya supaya dia jadi ratulah! Kenapa dia harus jadi ratu? Sederhana juga: ya karena dia pengen membuktikan kepada semua orang, terutama kepada dirinya bahwa selama ini – when Mary always become the wallflower – toch, pada akhirnya dia juga yang menang. Padahal belum tentu juga dia cinta sama tuh raja. Kasus berikutnya, si raja sendiri. Buat apa dia mau melakukan hal-hal nista (haha…) untuk mendapatkan diri Anne seutuhnya (I believe this just refers to her virginity, not more). Keliatan dari kata-katanya yang bilang ke Mary, “but your sister, she has power over me.” Nah?! Dia cuma pengen membuktikan kepada semua orang, kepada Anne, dan kepada dirinya sendiri bahwa dia ngga terkalahkan. Ngga ada satu kuasa pun yang bisa bergerak di atas dia, kecuali Tuhan. Ternyata, setelah menikah ngga bahagia juga?!

Ya itulah jadinya kalo manusia udah terlalu berlebihan mengejar dan mempertahankan harga dirinya. Jadi harusnya? Haha… Males ah ngebahasnya juga. Sok tua banget gw :) Kalo mau tau harusnya gimana menurut gw, liat hidup Mary di film itu. Just go with the flow, and do forgiveness. Ya, mending dicoba aja – nonton filmnya. Maybe it will take you to another point of view.

1 comment:

  1. Gabi... Gabi...
    Hidup itu berat ya... Nggak tau juga kenapa senyaman2nya loe hidup tetep aja kena repot... :)

    ReplyDelete