29 November 2008

Namanya Life Insight ya???

Thanx to Stephanie & Juven. Karena mereka menyadarkan gw. Kemaren sore, gw lagi buru-buru mau makan sate bareng teman-teman yang lain tapi dipanggil sama dua orang itu dulu. Mereka mau tanya. Mereka tanya insight gw dalam hidup: cara gw memandang hidup. Karena gw buru-buru jadi jawaban gw spontan dan biasanya, jawaban spontan datang dari hati yang jujur karena tanpa dipikir. Iya kan?


Ini jawaban gw:

Gw ngga suka masa lalu. Gw suka hari ini dan masa depan. Karena gw hidup hari ini dan di masa depan gw bisa punya target, rencana, dan bisa maju. Seindah-indahnya masa lalu, gw ngga akan pernah kembali ke masa lalu. Masa lalu memang kasih kita pelajaran, tapi aplikasi pelajaran dari masa lalu ditentukan hari ini.

Ya ampun setelah gw pikir-pikir lagi, pandangan hidup itu menggambarkan kepribadian yang keras deh. Gw langsung, dengan sedikit ngga terima, masih bertanya-tanya sama diri gw sendiri: sekeras itu kah gw dalam menghadapi hidup? Why do I have to be so hard?

Dulu, prinsip gw dalam menjalani hidup adalah think and act positive! Nah, kalo kaya gini kan manis. Enak didengar dan terkesan optimis dalam menyikapi hidup. Well, times change us – then I become into a darker person. I came a bit bitter :) Kenapa gw sampe punya pikiran seperti itu? Ternyata buat gw sekarang, hidup itu ngga pernah bersahabat. Kita yang harus bersahabat kepada hidup. Buat gw kemanisan dalam hidup itu cuma dandanan (mungkin biar kalo kita ditulisin biografinya waktu udah meninggal jadi ngga terlalu membosankan). Hidup itu indah bagaimana cara kita melihatnya, buat gw kepahitannya adalah keindahannya – termasuk cara kita membuatnya menjadi manis. Keindahannya ada pada proses.


Maybe this is the circumstance I am staging, tomorrows will have their own story.

No comments:

Post a Comment