21 October 2007

This is what they call: "Cape Deh"

Hm – judging is not our part. That’s what I am going to say. Gua bingung mau ngomong sama siapa lagi – mau share sama siapa lagi. But that’s life. Kita ngga bisa menghindari atau mencegah orang lain untuk menilai – atau bahkan menghakimi kita. Life is about choices and consequences – hal itu ngga bisa disangkal.

Sampe di titik ini, gua baru sadar – true friends are really hard to found. In this kind of situation juga, gua baru bisa tau – siapa yang bener-bener temen gua. I mean “sahabat”. Close friends and very close friends – I have plenty of them. Ya, ngga untuk very close friends sih… Very close friends adalah teman-teman, yang kepada mereka kita berbagi; dateng waktu susah dan seneng; mereka adalah salah satu pribadi pertama yang kita datangi waktu kita punya kabar (halah!). Ya gitulah maksud gua…

Menurut gua yang membedakan very close friends and best friends adalah tingkat penghargaan dan kasih mereka kepada kita. I am tired of judging. SERIUS. Ini paling cape deh pokonya. Gua ngga menolak dan tetap akan menghargai penilaian orang-orang terhadap gua (walaupun urusan mau gua tanggepin atau ngga penilaiannya adalah urusan gua). Pada awalnya gua hanya beranggapan bahwa “Kita ngga bisa melepaskan diri dari penilaian orang-orang di sekitar kita terhadap kita selama kita hidup,” tapi ternyata masih banyak juga orang yang menghakimi.

Judging is God’s part – memang. Gua juga ngga bilang bahwa gua ngga pernah menghakimi orang – mungkin ngga sadar pernah. Tapi judging sepertinya ngga perlu sampe dikatakan, judging dalam hati aja uda salah. Dan jujur aja for some persons, being judged even when you don’t tell it to them or talking about it with another persons – bisa berasa. Maksudnya uda berasa dihakimi, walaupun kita ngga ngomong. Dan gua adalah tipe orang yang kaya gitu. Heyyy, I know when you are judging me – thru your eyes and thru your mind, even it’s more clear thru your spoken words, yang mungkin ngga disadari meluncur dari bibir.

Makanya sekarang gua mengubah, atau tepatnya melengkapi anggapan gua menjadi “Kita ngga bisa melepaskan diri dari penilaian BAHKAN PENGHAKIMAN orang-orang di sekitar kita terhadap kita selama kita hidup.” Hahaha… That’s life – kandang serigala, beberapa di antaranya berbulu domba. Mungkin sekarang gua harus mulai belajar untuk tutup kuping atau ngga peduli sama perkataan orang-orang di sekitar gua, kalau sebenernya hati gua ngga kaya gitu. ‘Cause nobody knows us like God does – Tuhan yang liat hati kita bukan orang lain.

Hm repot ya… sakit juga sih, apalagi it comes from close persons around us. People: they wont care about what you are feeling and what circumstances you are in, karena free will pada setiap manusia sepertinya membuat hampir sebagian besar manusia jadi selfish. Mending ngaca dulu ya, sebelum ngomong?! Hehehe…

20 October 2007

Kata Siapa?

Kadang kita susah melepaskan hal-hal yang sudah kita lihat baik di mata kita. SEMUANYA BAIK dan tidak ada kesalahan apapun terhadap hal tersebut dari sudut pandang kita. Tapi terkadang - ternyata kita perlu bahkan HARUS melepaskan hal-hal yang baik tersebut. Hmm... Susah. Ya, susah SEKALI. Jujur aja waktu gw harus melakukan hal itu, sulit rasanya. "Hey! There is nothing wrong with the things that i do. Gw ngga ngerugiin orang lain, bahkan gw tumbuh dan belajar bersamanya. So why should i have to let it go?" itu yang gw pikirkan.

Tapi kalo yang bilang we have to let go itu TUHAN gimana??? TUHAN - pribadi yang paling berkuasa atas segala hal yang ada di muka bumi ini... Jadilah begini, mau ngga mau - we have to let go, just like what i am doing now...

Hati gw masih belajar menerima bahwa gw harus melepaskan hal itu dan berjalan bersama rencana-Nya yang jauh lebih baik. Mungkin buat ga ini sudah baik - tapi belum buat Tuhan. Mungkin menurut pandangan manusia ini udah yang terbaik, tapi cuma baik buat Tuhan. So I decide to obey what God says. Karena bukan berarti satu waktu nanti gw udah ngga bisa mendapatkan hal yang gw lepaskan itu kembali. Mungkin gw bakal dapetin hal itu lagi dalam kondisi yang jauh lebih baik :)

Saya belajar berbesar hati dan merendahkan hati - halahhhh... Sial, tulisan gw dangdut banget yak?

Ini kata siapa ya... "Kalo kita ngga pernah melepaskan hal-hal yang menurut kita baik, kita ngga akan pernah mendapatkan hal-hal yang terbaik."

I pray for the best
*smile*

Sayang...

Sayang – itu yang ada di otak gw setiap kali gw muter-muter Bandung. Rasanya sudah berkali-kali, dan ke banyak orang gw bilang: “Sayang ya, Bandung ngga dirawat…” Gw GEMES (dan geram sepertinya) melihat tata kota Bandung ini. Seandainya setiap pemimpin kota memiliki penghargaan terhadap warisan kotanya, gw percaya kota itu akan jadi bagus. Duh, gimana ya ngomongnya – ya gitu, ah sial! Susah gw ngejelasinnya…

Gini, Bandung itu kan bagus ya… Buanyaaaak banget bangunan kunonya – yang sampe sekarang masih bertahan walaupun kondisinya sudah tidak sebaik dulu. Bayangkan kalau saja, pemerintah kota ini menghargai heritage-heritage yang ada, pariwisata Bandung pasti jauh lebih maju. Mungkin selain jadi kota wisata belanja (hehehe… macetmacetmacet), bisa jadi kota wisata budaya. Kebayang deh, kalau dipelihara – arsitektur di Bandung ini pasti keren banget. Sebenernya hanya perlu maintenance. Liat aja, sampe sekarang – ga dirawat gini, bangunannya masih berdiri kokoh dan masih bisa diliat bagusnya, APALAGI DIRAWAT! Huhh, EMOSI gw… Padahal gw bukan penduduk Bandung asli (Hey, JAKARTA! Aku juga benci melihat dirimu sekarang ini).

Mm, dan Bandung, maksudnya di sini – mulai banyak bangunan-bangunan tinggi, walaupun belum mencakar langit. LOL. Kayaknya akan menuju ke sana. PLEASE, STOP IT! Ngga cocok… Bandung itu kan dikelilingi gunung, ngapain dibentengin pake gedung-gedung beton gitu lagi… Duh… Mungkin memang perlu, tapi konsep tata kotanya mulai ngga jelas – semrawut. Please (please deh bahasanya!) jangan kaya kJakarta… Mau hijrah ke mana lagi gw (+ gw mewakili orang Jakarta lainnya)…

Dan ternyata eh ternyata, mulai banyak rumah-rumah (permukiman) kumuh ya… Yang kalo ngga diantisipasi dari sekarang bisa kaya Jakarta kota resah itu. Masalahnya apa ya?????
Bagus-bagus ga diperlihara, sayang… Nasi uda jadi bubur sih ni…

It is Still The Songs

I could tell by the way you smile I could feel it in your touch And I knew this heart of mine This time would fall in love All the hopes and promises given And the pain that life can bring Will build our will and commitment to face anything I will love you faithfully, forever unconditionally And my love I promise Everything I have is yours You're everything I prayed and waited for And my love I promise you Now we begin our life today And though we've only just begun The quest until we're old and gray is the vow to live as one Through the desert winds that blow I'll walk you through the winters cold I'll be there to keep the fire alive And when each passage we endure We will stay strong, we can be sure Our love survives

I PROMISE - Cece Winans




HEY YOU!!! It keeps spinning around my head...

I Love The Way You Made Me Laugh

Staring bright through the window
You're bending over to me
A sentimental forsaken
You're trying hard yet to comfort
But you're waving me goodbye
A sentimental forsaken
You're looking around you are hasted
You're supervising my chief
My heart is tikking, let it on
Looks like you're dying to say
But now you turn your head away
Get out and leave me, let it on
But when it's going to be ok
I'm cruisin' on a train
I've got to fear no holiday
Fear is where I'm in
You're staring bright through the window
you're moving closer to me
A sentimental forsaken
You're trying hard yet to comfort
But now you're waving me goodbye
Get out and leave me, let it on
But when it's going to be ok
I'm cruisin' on a train
I've got to fear no holiday
Fear is where I'm in.
Cruisin' - Sioen


I love the way you dance and make me laugh – we’ll find it again one day. LOVE WILL FIND A WAY.

Who I Want to Meet: God Whose Name is JESUS

I stood at my room’s door, I just arrived.
Then immediately my tears started to
shed.
I went to God and I called upon Him.

There are many things I wanted to say.
“He’s Just a prayer away…” they say.
I started close my eyes and pray.

But I Just couldn’t say anything.
It’s Just my tears are flowing without st
opping.
I tried to talk to God, but all I could do is say nothing.
“Father” is all that I could say.

Hope He’d understand my tears. Because tears is the only way that I can communicate to Him, telling what’s on my mind and in my heart.

God, “Father” – I call upon you.

I just want to meet God whose name is Jesus.



Gambar: http://www.nst.com.my/Current_News/NST/blogs/fillips/images/JesusN.bmp



I don't want to be alone - GOD PLEASE!

Dear God, don’t walk away...

CLUELESS

A P Q L S S W
O K D K E M I E I R J F
U T Y G H Z D A S D X M C N V B


They come out from my head, blewn out from my heart. I wish I could arrange those letters become many words and arrange those words into sentences. Then some lines would picture the way that I feel. GOSH. My brain doesn’t fix anything.

Just Like This Song Called: When You're Gone

I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry
And the days feel like years when I'm alone
And the bed where you lie
Is made up on your side

When you walk away
I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day
And make it OK
I miss you

I never felt this way before
Everything that I do
Reminds me of you
And the clothes you left
They lie on the floor
And they smell just like you
I love the things that you do

When you walk away
I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear to always get me through the day
And make it OK
I miss you

We were made for each other
Out here forever
I know we were

All I ever wanted was for you to know
Everything I do I give my heart and soul
I can hardly breathe I need to feel you here with me

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
And When you're gone
The words I need to hear will always get me through the day
And make it OK
I miss you











http://www.girlskickbutt.com/images/girls/avril_lavigne/avril_lavigne_012.jpg
*she looks really pretty here




DEAD END

God please! Saya perlu menerjemahkan kepala dan hati ini ke dalam kata.

Finding My Own Way

Life is a matter of choice, dan kadang – sering, gw takut untuk menentukan pilihan. Gw tau semua pilihan itu ada konsekuensinya, ada untung ruginya – karena itu gw takut. Semua manusia pasti menginginkan sesuatu yang membuat dirinya merasa nyaman dan enak, kan… Yah, itulah manusia – ribet. Padahal, kan yang ngga enak itu belum tentu di ujungnya ngga enak juga – dan yang enak itu belum tentu di ujungnya enak juga. Apaan sih… Yah, begitulah.

Yup – that’s human.

… dan gw adalah salah satunya. Haha… Gw takut waktu harus memutuskan pilihan untuk sesuatu di dalam hidup gw. Seandainya bisa, gw lebih pilih untuk ngga memilih. Seandainya mungkin, gw berharap kehidupan ini berjalan lancar-lancar saja dan baik bagi semua pihak. Gw takut salah pilih. Gw takut resikonya. Gw takut ada beberapa pihak yang jadi ngga seneng sama gw (takut kehilangan penggemar mode: ON). Gw takut membuat beberapa orang kecewa. Gw takut… Ah! Payah! Penakut…

Then I thought: Tuhan pernah ngga ya kaya gini? Takut, serba salah… Gentar…
Then He answered directly: “Pernah.”

Dia bilang Dia pernah gentar dan sedih, waktu mau disalib. Dia bilang, bahkan pada waktu itu Dia berharap untuk ngga disalib – kalo bisa pilih, Dia pilih ngga mati dengan cara disalib. Dia bilang, Dia bener-bener takut sampe ngeluarin keringet darah.

Hah?! Gw ngga sampe keringet darah sih, tapi gw kan khawatir juga kalo ada yang marah sama gw – kalo ada yang kecewa sama gw, padahal gw sayang sama mereka (cari aman mode + ingin menyenangkan semua orang mode: ON). But I have to choose, make a decision that’s mine – karena ini menyangkut hidup gw. Bagaikan makan buah simalakama ini mah. Maju kena, mundur kena. Dilema. Huh! Kalo bisa gw mundur aja deh (tapi kena juga). Kalo bisa, gw mau ngulang waktu, atau nge-skip waktu. Ngga mungkin kan, mau ngga mau – harus dihadapi.

Terus Dia bilang sama gw, Dia juga pernah pada posisi gw. He did many miracles, He changed many lifes, He loved people – tapi banyak dari mereka yang kecewa sama dia, bahkan mengkhianati, dan menyalibkan Dia. Dia dibenci dan dikecam sama ahli-ahli taurat, but He kept moving on, doing His way. Dia bilang, yang penting kita tahu bahwa kita melakukan kebenaran. Dia bilang, bukannya dia ngga pusing sama orang-orang yang ngga suka atau kecewa sama dia, tapi kalo Dia terlalu mikirin orang-orang itu, Dia bakal jadi stress sendiri dan rencana-Nya gagal semua. Haha… Toh, Dia sudah melakukan hal yang benar – cepat atau lambat orang-orang itu akan tau.

Wuih, hebat juga ya Dia (ya iyalah, Tuhan!). Wish I could be like him.

By the way, gw jadi mikir… sama juga kaya Maria – kalo dia bisa milih, dia pasti milih anaknya untuk ngga disalib. Bukan ngga dengan susah payah kan dia melahirkan anaknya itu. Mm, tapi dia dengerin suara hatinya bahwa anaknya melakukan hal yang benar, dan dia ngedukung Yesus untuk melakukan jalan-Nya. Tega juga ya Allah, membiarkan anak-Nya disalib. He did nothing when Jesus hung on that tree, bahkan Dia memalingkan wajah-Nya, dan meninggalkan Yesus. TEGA, ih! Ya, tapi Dia tega membiarkan anak-Nya dibunuh demi gua juga. Nah, lo?

Then He reminded me of this song…

Looking back on memories
Thinking how things used to be
Is it me, or was it simple then?
If I stumble, if I fall
Would you help me at all?
Take me in, let me come home again
Will someone tell me, how life should be
Understand me, but let me be me
I’m just finding my own way
In my own sweet time
If I’m making a mistake at least it’s mine
If I travel down a different road to
The one you would take
I’m just finding my own way
If you ever see me cry
Don’t you worry I’ll be fine
I know you only want what’s best for me
It may be a long way home
But the path I take’s my own
I’m not waiting for my destiny
Will someone hold me, when I’m lonely
Understand me, but let me be me
And if you found me all alone
Would you lend a helping hand?
And all I need from you my friend is
For you to understand
And if you would be my comforter
Someone to love
Then you’d help me find my way
(help me find my way)

Charlotte Church




In Love

Mm, it really feels good. Udah lama ngga ngerasain hal ini. I think I am falling in love again. Everything just seems right and my heart is so grateful. Kapan, ya terakhir kali gw kaya’ gini? Udah lama banget kayanya, sampe lupa… Jadi merasa bersalah membaca kalimat yang gw tulis barusan. Maunya sih kaya gini terus, tapi apa daya – I’m only human (dilanjutin: born to make mistake LOL).

Kapan ya gw terakhir kali ngobrol lama sama Dia? Gw memang berdoa setiap hari – tapi kalo ditanya, apakah gw yakin doa itu bukan rutinitas, gw ngga yakin juga. Hehe… Payah ah! I talk to him, and I pray with my heart – but I didn’t tell him all what’s going on in my heart and in my mind. Kalo udah sampe pada perasaan yang seperti sekarang ini, gw jadi ngerasa kaya ahli taurat waktu itu. Sial… Padahal gw paling ngga suka sama hal-hal yang seperti ini. Maksudnya, gw ngga suka kalo disebut religious – itu kan bahasa Indonesianya agamawi… Ya, berarti gw ngga ada bedanya sama ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi (menurut ajaran Yesus).

Tadi pagi, gw dapet SMS dari seorang teman yang bilang, “Kenapa ya melakukan dosa itu mudah?” That is absolutely right, udah gampang – enak lagi! Siapa juga yang ngga hobi? Ya, termasuk gw – kadang hal-hal kecil yang sepertinya ‘ngga apa-apa’ itu sebenarnya dosa juga kan, karena kita udah kompromi. Nah, gimana atuh?! Susah – secara gw masih hidup di dunia, gitu kan… Huh, saya ini masih muda dan butuh banyak pengalaman serta kesenangan, kalo ini itu dosa ya gimana dong?! Akhirnya gw pun mulai kompromi dan menghalalkan perbuatan-perbuatan yang sebenernya gw uda tau itu dosa.

Duh, Tuhan! Pernah ngga sih ngerasain kaya’ gini? Punya hawa nafsu manusia daging – kan Dikau dulunya juga 100% manusia, kan?

Gw sampe pernah bilang ke temen gw, “I was a sinner who’s been saved, yang kadang-kadang suka ngga sadar bahwa gw kembali menjadi sinner, bahkan masih gemar menjadi sinner.” Ya ya ya, I am nothing more than a dirty diamond which had been washed, yang kemudian lari-lari lagi nyemplung ke bawah tanah tempat gw digali. Aneh ya, udah dicari susah-susah sama yang punya, dibawa pulang, terus dimandiin, digosok biar mengkilat – masih aja suka yang kotor-kotor… Gab, Gab… Kamu tuh keterlaluan!

Ah, sudahlah – yang penting hari ini gw udah kembali tersadar, dan minta maaf sama Dia. Gua yakin Dia tuh panjaaaaaang sabar, penuh kemurahan, belas kasihan, dan kasih karunia. Hehe… Iya kan, Tuhan? Gw yakin, pasti Dia dari atas sana uda geleng-geleng kepala, dan berkata, “Nak, nak… Kamu kok lama-lama ngelunjak sih?” Hehe… Peace, God! Namanya juga diciptakan dengan tubuh, jiwa, dan roh – ya, gw nyatakan: ini adalah sebuah perjuangan, to say “I am a Christian,” and living in it. To say “I read the Bible," and live my heart with it.

Sekarang, gw cuma mau menikmati rasa ini lagi – sama seperti waktu gw baru kenal Dia. Realize how much I love him. Kalo ngga cinta, udah gw tinggalin dari dulu kali! This world is full with pain and it’s beautiful to have this feeling again. Like: He is the reason for me to live. Gaya ah!


Catatang ngga penting: Perasaan ini sampe kebawa-bawa mimpi segala, tau. Norak, ah! Hehe…

My saving grace, my endless love
Deeper and deeper I’m falling in love with You
My one desire, my only truth
Deeper and deeper I’m falling in love with You
As the water covers the sea
So your love covers me
Guiding me on roads unknown
I trust in You alone…

(Sepenggal dari My Saving Grace-nya Hillsong United, album Best Friend)













Maybe It's Just What I Feel (CURHAT!!!)

I've been twisting and turning
In a space that's too small.

Well I can't explain why it's not enough
‘Cause I gave it all to you.

You pulled me under,
If I had to give in.
Such a beautiful myth,
That's breaking my skin.
Well I'll hide all the bruises,
I'll hide all the damage that's done.
But I show how I'm feeling until all the feeling has gone.

Ooh don't missunderstand,
How I feel.
Cause I've tried, yes I've tried.
But still I don't know why, no I don't know why.



The Pieces Don't Fit Anymore (James Morrison)

Bagus, Membangun, dan Ingin Dipublish Aja :)

Teach us delight in simple things,
And mirth that hath no bitter springs.
- Rudyard Kipling



Speak, Lord...

Speak, Lord, in the stillness, While I wait on Thee; Hushed my heart to listen In expectancy.

- E. May Grimes


Untitled


I never thought that it would be this easy to pretend like you're not there anymore.
Hm, cruel me…
However I miss you.
I know, you never expect this would be like t
his, too.
I don’t blame you for all the mistakes you’ve ma
de.
I forgive you for all the mistakes you don’t know that you’ve made.
I always love you.






*gambar http://www.vision.org/visionmedia/uploadedImages/Home/Articles/Family_and_Relationships/Articles/apparition_father_daughter_1.jpg

Entahlah... Is It Called a Woman Nature?

Kenapa sih para perempuan itu suka berantem? Gw, yang juga perempuan jadi bingung melihat makhluk-makhluk kaum gw itu. Kenapa ya, adaaaa aja yang diributin. Sebenernya hal-hal yang diributin juga ngga penting-penting amat, dan pemicu keributannya pun seringkali sepele. Kaya kalo jalan di mall, cewe-cewe sering banget kan pada liat-liatan. Haha… Maksud gw, kita lewat terus ada cewe yang lagi jalan berlawanan arah dengan kita lalu ngeliatin kita dari atas sampe bawah, dengan tatapan yang ngga jelas maksudnya. Iya, gw juga suka ngga ngerti arti tatapan mereka – sebel, ada yang aneh, atau malah kagum. Hehehe… Pasti kagum sih kayanya (*_*) Jujur aja sampe sekarang gw masih suka rada clumsy kalo diliatin kaya gitu. Kalo diliatin sambil lalu mah bodo amat, tapi kalo sampe ‘niat’ banget ngeliatinnya – selain clumsy, gw kan juga jadi ngeri.

Nah, ada juga yang diliatin kaya gitu – bales lagi ngeliatin dengan tatapan yang ga kalah tajem. Duwh… Buat apaan sih?! Ngg, mungkin karena nature perempuan itu suka dilihat, diperhatikan, dan dikagumi jadi mereka memperlakukan orang lain dengan cara yang sama ya? Atau mungkin karena perempuan menyukai hal-hal yang bersifat detail, makanya jadi suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya terutama makhluk yang sejenis, dengan tujuan mencari kekurangan atau kelebihan – lalu membandingkan diri mereka dengan orang tersebut. Loh? Pusing ah…

Gw juga suka ko’ ngeliatin cewe-cewe cantik dan fashionable, atau cewe-cewe yang menggunakan fashion item yang bikin ngiri. Nature manusia itu kan suka keindahan, ya gw juga sama. Gw suka ngeliat cewe-cewe cantik apalagi kalo pake fashion item yang keren-keren (sampe-sampe si kekasih suka meragukan kenormalan gw karena lebih suka melihat para perempuan dibandingkan para lelaki). I love flawless skin, beautiful hair, wewangian, dan seterusnya… bukan berarti ngga dikontrol dong cara ngeliatnya :)

Oh iya, pikiran ini memang seringkali datang – dan tetap diakhiri dengan kebingungan. Kali ini pikiran tersebut kembali datang gara-gara gw nonton salah satu episode ulangan America’s Next Top Model Cycle 7 (yang entah uda berapa kali gw liat – mungkin untuk episode ini yang keempat). Di episode itu dikasih liat bagaimana si Monique berselisih sama Melrose, sampai melakukan hal-hal ngga penting dan childish. Terus cerita tentang Melrose yang ngegosipin Anchal sampe Anchal-nya nangis-nangis. Ugh, gw bingung. Kenapa ya kebanyakan perempuan itu bersifat intimidatif :) Bahkan ngga sadar bahwa mereka (ok, kami) sedang bersikap intimidatif. Takut tersaingi kali ya… Ya, mungkin balik lagi ke nature perempuan yang ingin dilihat, diperhatikan, dan dikagumi – para perempuan secara ngga sadar, khawatir kalo nantinya perhatian yang tadinya ditujukan kepada mereka beralih kepada perempuan lain yang memang lebih kompeten (baik dan bagus maksudnya). Kemudian terjadilah persaingan, tusuk-menusuk – langsung maupun dari belakang, saling memaki, ngegosip, bahkan saling menjambak (beneran, yang satu ini ENGGA BANGET). Yah, semua itu dilakukan sebagai proteksi diri kan sebenarnya?

Nah, ini dia – kayanya banyak perempuan yang trying too hard to be a woman sampe-sampe mereka ngga enjoy. Yah tapi bisa juga sih kenikmatan mereka adalah kemenangan melawan perempuan lain,maka ngga heran mereka trying too hard. Sayang, banyak perempuan ngga sadar bahwa mereka sebenarnya punya banyak keindahan, atau ngga tau cara menonjolkannya. Mungkin kekerasan hati yang membuat banyak dari kita ngga sadar bahwa kita menolak untuk berubah. Padahal, mungkin kalo kita berubah dan bener-bener enjoy sama apa yang kita punya – kita akan jauh lebih menarik. Hm, susah juga sih ya membuat diri kita merasa comfortable – really comfortable dengan semua yang ada pada diri kita dengan rasa grateful.

“We don’t have trying too hard to be a woman, we don’t have trying too hard to be beautiful. Beauty is a permanent part of a woman, it’s just about the attitude of our heart.”

Ya, gw juga tau – kita suka ngga sadar if we are trying too hard. Kita uga suka ga sadar bahwa kita takut. Duh, repot…

This one is for the girls
This is for all you girls, about thirteen.
High School can be so rough; can be so mean.
Hold onto, onto your innocence.
Stand your ground, when everybody's givin' in.
This one's for the girls.
This is for all you girls, about twenty-five.
In little apartments just tryin' to get by.
Livin' on, on dreams and Spaghettios.
Wonderin' where your life is gonna go.
This one's for the girls,
Who've ever had a broken heart;
Who've wished upon a shootin' star:
You're beautiful the way you are.
This one's for the girls, Who love without holdin' back;
Who dream with everything they have.
All around the world,
This one's for the girls. (This one's for all the girls.)
This is for all you girls, about forty-two.
Tossin' pennies into the fountain of youth.
Every laugh, laugh line on your face,
Made you who you are today.
This one's for the girls,
Who've ever had a broken heart;
Who've wished upon a shootin' star:
You're beautiful the way you are.
This one's for the girls, Who love without holdin' back;
Who dream with everything they have.
All around the world: This one's for the girls.
Yeah, we're all the same inside (Same inside.)
From one to ninety-nine: This one's for the girls,
Who've ever had a broken heart;
Who've wished upon a shootin' star: You're beautiful the way you are.
his one's for the girls, who love without holdin' back;
Who dream with everything they have.
All around the world, yeah,
This one's for the girls. (This one's for all the girls.)
Yeah, this one's for the girls. (This one's for all the girls.)
By: Martina McBride

A Girl (by NO DOUBT)

Take this pink ribbon off my eyes, I'm exposed
And it's no big surprise
Don't you think I know, Exactly where I stand
This world is forcing me to hold your hand

'Cause I'm just a girl, little old me
Don't let me out of your sight
I'm just a girl, all pretty and petite
So don't let me have any rights
Oh ... I've had it up to here!

The moment that I step outside
So many reasons for me to run and hide
I can't do the little things I hold so dear
'Cause it's all those little things that I fear

'Cause I'm just a girl I'd rather not be
'Cause they won't let me drivelate at night
I'm just a girl
Guess I'm some kind of freak
'Cause they all sit and stare with their eyes
I'm just a girl
Take a good look at me, just your typical prototype

Oh... I've had it up to here I
Oh... am I making myself clear?

I'm just a girl I'm just a girl in the world...
That's all that you'll let me be!
I'm just a girl, living in captivity
Your rule of thumb makes me worry some
I'm just a girl, what's my destiny?
What I've succumbed to, is making me numb
I'm just a girl ... my apologies
What I've become is so burdensome
I'm just a girl, lucky me
Twiddle-dum there's no comparison
Oh...I've had it up to!

By: No Doubt




Another Unfamous Line

That’s life. You want something, you pay the price. You get some, you’ll lose some. You lose some, you’ll get some. You give, you receive. You bless, and you’ll blessed.



Tega (CURHAT!)

Kadang, susah rasanya keep moving forward tanpa mempedulikan ‘suara-suara’ yang ada di sekitar kita. Kenapa ya, rasanya suara-suara itu menjadi begitu penting padahal they don’t even know (baca: recognize) us at all. Gw – termasuk orang yang ‘ribet’ menjaga perasaan orang sampe akhirnya gw bisa ling-lung sendiri, perkataan siapa yang harus diikutin. Yes. Maybe everything in our life are the factors that influence the shaping process of our behaviour, which slowly grows into character.

Sebagai contoh, diri gw sendiri:

Dari lahir, gw dibesarkan sama sang nenek. Setelah itu gua ikut tante no. 1 (tante yang sangat baik hati), lalu tante no. 2 (tante yang sangat manis - dan BERISIK), kadang tante no.3 juga ikut involve. Hubungan gw dengan dad & his new family, juga my birth mother & her new family tetap berjalan. Sometimes it seems like too much persons enter my life – berusaha mendominasi keputusan-keputusan yang gw ambil, membentuk pola pikir gw, membentuk cara pandang. Sampe akhirnya gw ribet sendiri karena selalu punya keinginan ‘tidak mengecewakan’ siapa pun.

Few weeks ago, I was shocked by the phone call – dari seseorang, yang sebenernya ngga pernah kenal gw. Tiba-tiba, dia ngomong banyak hal. I appreciate it. Gw menganggap phone call tersebut sebagai salah satu usaha dia untuk membangun hubungannya dengan gw, yang selama ini ngga pernah dibangun. I thought, “Ah… Finally, we can join into a bond of relationship – whatever it’s called.” Ternyata, yang gw pikir akan diomongin ngga diomongin dan yang ngga terpikirkan oleh gw untuk diomongin malah diomongin. Hehehe… Kecele!

At first, hati gw berontak dan ngga terima. How dare ‘dia’ (I won’t use he or she told me things like that. Dia even doesn’t know me. Jujur saja, gw bahkan sempat diam-diam menitikkan air mata (oh so silly) sambil sok stay cool dan tetep ngomong, “Iya.” Hehe… Nora’ ah! Ng…, dan yang lebih konyolnya lagi, gw masih sempet shock sampe hampir dua hari ke depan.

Akhirnya, pikiran gw terbuka juga dan inilah hasil bukaannya:
“Kita ngga perlu mendengar dan menyerap semua yang dikatakan oleh orang lain pada kita. Mungkin kita memang mendengar, tapi kita juga yang memutuskan yang mana yang harus diserap dan dibuang. Walau menyakitkan hati (mereka atau bahkan kita), kalau apa yang dikatakan oleh orang itu benar, ya diserap. Walau menyenangkan, kalau apa yang dikatakan oleh orang itu bukan merupakan kebenaran, ya buang aja!”

So I decided, I know me better than dia. Gw sudah hidup bersama diri gw selama 21 tahun, sedangkan dia?! Hidup setahun bersama gw pun belum pernah! Many people around knows me better than dia too. Jadi kenapa gw harus repot-repot ‘memberontak’ di dalam hati padahal dia juga ngga kenal-kenal amat sama gw. Dia boleh memberikan gua 1001 kritik, saran, dan penghakiman – toh, hidup gw yang menentukan gw juga. Kalau gw ngga dengerin kata-katanya, apakah itu akan menjadi masalah? Apakah itu berarti gw ngga merespon kata-kata dia? Mungkin itu masalah buat dia, tapi buat gw ngga. Mungkin tidak melakukan hal yang bersinggungan langsung dengan area pembicaraan dia bukan sebuah respon bagi dia, tapi buat gw tidak melakukan hal yang bersinggungan langsung dengan area pembicaraan dia adalah respon yang gw kasih.

Ya, mungkin kedengerannya tega. Ngga punya perasaan. But, that’s me – ya mungkin gw bisa dibilang icy, stiff, cold, whatever… Toh, selama hati gw says ‘OK’ dan ngga ngasih sinyal ‘gw-udah-ngelawan-kata-hati’ – semuanya ngga akan menjadi ‘seberbahaya’ yang gw kira sebelumnya. Mungkin untuk ‘tega’, gw perlu melangkah dari ketakutan untuk menyakiti perasaan orang. Buat gw, hal tersebut memerlukan satu langkah dengan keberanian yang besar. Mungkin, langkah yang gw ambil akan bikin orang tersebut kecewa, tapi selama tindakan gw mengandung kebenaran di dalamnya – semuanya akan mendatangkan kebaikan.

Masalahnya, perspektif benar dan salah antara setiap orang kan beda… Nah, justru itu makanya kita perlu tega. Hehehe… Jahat banget gw… Ah ngga ah (bela diri).

Message for a Lover

After all the saying I said to you
After all the writing I wrote to you



Our worlds – are they growing apart?

You are a Wrong Piece to be Here

- Should I stay or should I go?
Then a butterfly alights
The leaves fly in the wind
“You are a wrong piece to be here,”
they say

So the shadows come and
clouds come into rain
“Don’t worry, dear - the sun will shine again,”
a little fairy whispers in my ear,
“The rainbow will kiss away your pain…”

So I see – the shed of dew on a leave

The road begins to dry
The dew is still there
I see the dew – I see a new life
But this heart of mine is not within any reach
The dew is still there – on a leave
Still… I don’t belong to here

Shed…
No…
S h e d…
N o…
S h e d…

- Should I stay or should I go?
The dew is still there – on a leave
“Are you coming with me – if I stay or if I go?”


Is it not too early?

To leave…

I Don't Know You Anymore

Sometimes I just wish that I could see you like I used to.
I just don’t think that I still know you.
It feels like our worlds are growing apart –
and go after “I don’t know you anymore…”
I just wish that I’m still the part of you,
so I can call this world ‘ours.’
Now in this maze I find a dead end – written,
“You were together.”
I think I’m loosing a half of my heart.
I see…
I’m loosing all I had.




What Is It Called to be Strong?

"A woman is like a teabag. It's only when she's in hot water that you realize how strong she is."--Nancy Reagan

Membaca line ini, bikin gw bingung – yang bisa disebut kuat itu yang kaya’ gimana? Persepsi kuat untuk setiap orang kan berbeda, dan interpretasi kuat juga bisa berbeda-beda tergantung penggunaannya… Kalo di kamus sih - kuat berarti memiliki kemampuan untuk mengangkat sesuatu yang berat, awet, tahan, tidak mudah rusak, tidak mudah, rapuh, tidak mudah goyah, dsb.

Jadi, perempuan yang bisa disebut kuat itu perempuan yang seperti apa? Perempuan yang ngga cengeng itu yang kaya’ apa? Yang ngga pernah nangis/yang susah nangis? Menurut gw sih (terserah menurut kalian haha), perempuan yang ngga cengeng itu yang ngga sering mengeluh dan bersungut-sungut. Kebanyakan orang beranggapan bahwa, perempuan yang kuat adalah perempuan yang ngga gampang nangis, mandiri (melakukan segala sesuatu sendiri), tangguh, ngga girlish, dan seterusnya…

Dulu, I want to be strong – strong like almost every woman think it is strong. I want to be strong – keep smiling whatever circumstance I am in, keep fighting to get what she wants, not easy to cry, not a dependent woman – I can live a life on my own… Then I realize, the strength of a woman don’t come from anything but her heart. If a woman’s heart is strong – semua yang disebut kuat di atas tadi akan mengikuti dengan sendirinya, I think. Maksudnya, bukan berarti dia jadi doesn’t need anything in her life beside her heart – but that she has a girlish style, that a woman cries sometimes, that she behaves lovely/cutely/softly/whatever – it doesn’t mean that she isn’t strong.

Now I realize, bukan ‘kuat’ seperti itu yang gw pengen. It’s sooooo hard. If I try to be strong like almost every woman think it’s strong – kaya’nya di ujungnya kita ngga akan mendapatkan hal lain kecuali luka dan kepalsuan (sedaaaap!). I mean, we smile because we have to. We act tough because we used to. We don’t cry because we’re ashame to. I don’t want to be that kind of woman. I just want to be a woman who never lose her loving heart in all circumstances and never lose the beauty of her heart. Hey… Beauty is the part of a woman, right? (Buat yang baca dan jika Anda adalah seorang perempuan, don’t deny this line “Women pursue beauty.” Iya kaaaan?) I want to live merely, purely, and wide-heartly.

For some, a strong woman is a woman who can stand on her own – she doesn’t even need a man. For some, a strong woman is a woman who can act like a man – physically tough, she doesn’t even know how to cry. For others, a strong woman is a woman who live her life and love it. But for me, a strong woman is a woman who can love merely, in all circumstances – with her heart of love, she brings life.

So…? It’s so-so…
Kalau gw pergi dari dunia ini nantinya (hehehehehe… mellow mode: ON),
I want to be remembered as a woman with a huge heart, not a too-independent-woman-who-can-stand-on-her-own-and-doesn’t-need-anyone-to-hold-on.
I want to be remembered as a woman of a loving heart, a woman who has a mere feminine heart.



Everything

For when I have nothing, then all I have is everything.

For when I am weak, then I am strong (this 2nd line is taken from the word of Apostle Paul).




Hush-A-Bye

I am a puppet
Yes. Move me, the puppeteer.
Is this the last play for today?

I am a puppet
Tomorrow, other puppeteers will come.
“Hush-a-bye, Dolly… This ain’t the last show.”
Tip tap tip tap
My feet are moved
La la la la la
Then I pretend to sing

I am a puppet
Their love is mine
They smile because of me
Then I smile, too

I’m not the part of the greatest
I don’t play in Sesame’s Street
I’m not rolling the favorites
Disney is far from me
But
My smile is a dreamland
My dance is joy
And my tear is a laugh




… I am a puppet

If They're Not Real, Then They're Fake

Sang sepupu guw suka banget nyimpenin foto-foto supermodel di computer, yang entah untuk apa gunanya. Yah, mostly sih untuk diliat dan dikagumi (walau akhirnya berguna juga untuk ngeliat make-up yang uda di-apply sama si make-up artist di wajah mereka). Dia juga hafal nama-nama hampir semuwa model-model yang lagi exist these recent days. Kalo gw, paling-paling taunya cuma Kate Moss, Naomi Campbell, Gemma Ward, Giselle Bundchen… Udah… Jujur aja, gw juga baru tau Alessandra Ambrosio dari dia, padahal dia kan Brazillian bombshell gitu (katanya). Eh, itu mah Adriana Lima ya? ('LIMA' - is it spelled rite?)

Awalnya sih, gw ngga terlalu ‘ngeh’ dengan dunia permodelan dan ngga terlalu peduli dengan siapa yang jalan di atas runway. Buat gw yang penting, siapa yang ada di balik runway – sang kreator (sedaaaap). Secara I’m so into fashion and she’s so into modelling, Fashion TV adalah channel wajib setiap hari =) Lama-lama, karena kita suka nonton bareng… Dia malah pengen jadi fashion designer, dan guw jadi lebih perhatian dengan beauty and make-up. Sekarang kalo dia ajak gw ngobrol tentang make-up atau model, gw udah ngga bego-bego amat (yess…!)

Sampe akhirnya gw sadar, “Loh? Kok banyak banget ya model yang melakukan plastic surgery?” Yah, suka bingung aja ngeliat a divine creature – suka iri yang jelas mah! Pas liat profile-nya, eh tau-taunya… Terus, waktu nonton reality show di MTV yang tentang beauty pageant gitu dee – besoknya dia mau show, hari ininya dia nyuntik kolagen untuk bibirnya. Man! She’s just 18! Ya, emang sih jadi bagus bibirnya, tapi 18 tahun gitu kan… She even doesn’t need it yet! Parahnya, itu biasa! Ya, kalo uda mulai keriput dan butuh sedikit kolagen untuk face lift – maybe that’s acceptable… Lha ini??? Very not real!

Awalnya gq mikir, “Hm… Curang deh… Mereka ngga cantik karena mereka cantik, dong! Mereka cantik karena plastic surgery. They’re perfect not because they are, but they’re perfect because they made it. FAKE…”

But then, I change my mind. A hunger to be beautiful is everyone’s right. If they’re so into modelling, dan mau melakukan apapun untuk mendapatkannya – so, plastic surgery is one of their efforts. You want it, you pay the price. Di sini gw menghargai mereka, they are willing to do anything that is necessary for their carrier. Modelling, aset utamanya kan tubuh dan wajah, jadi plastic surgery adalah salah satu cara mereka untuk ‘pay the price’.

Still, I’m a person who cannot accept a plastic surgery if it’s not crucially needed.

A Girl With a Brave Heart

I remember few weeks ago when you called me. I was surprised – it’s been a really long time… (maksudnya udah lama aku ngga denger suara kamu - aseeek). Kamu yang mulai pembicaraannya, dan aku tetap merespon dengan datar seperti biasa. Until you started crying – you said you’re crying because of the e-mail that I sent to you. Kamu bilang aku ngga boleh kaya gitu.

While you were crying, I was laughing – wondering why you were crying. Hey, mungkin kalo aku lihat wajah kamu langsung, aku juga akan nangis. Kamu bilang kamu tau rasanya, dan kamu pernah ada di titik itu. Dear, you know it was hard for you – and now, it IS hard for me. Aku cuma bingung – kenapa kamu bisa sampe nangis, cuma karena baca tulisanku. Until I finally found those tears I never shed.

It’s very nice to have a friend, yang bisa ngerasain apa yang kita rasain. You are a very supportive friend. Sometimes… Nope, mostly – we don’t just need a friend with brain, but a friend with heart. And your heart is a… whiz heart =)

Tau ngga – you are a very loving friend. Aku ngga pernah ketemu temen yang se-fair dan se-warm kamu, lo… All the girlfriends here – they aren’t just being girls. Atau malah, they are trying too hard to be a girl. While you, girl – you are just… Simply a girl.

You go ups and downs, you’ve been ugly and beautiful. Sometimes you go out of the right track, but then you come back. You become a freaky insane, but you keep your sanity for the right time. You fall at times, but there are times when you pick me up when I stumble. You are a party goer as you are chasing your dreams.

Hehe… Inget ngga waktu kita udah lama banget ngga ketemu waktu SMP – lalu ngga sengaja ketemu di jalan. Kamu baru pulang sama Mike. Sadar ngga kalo kita teriak kenceng banget? Aku sadar, karena abis itu aku dimarahin sepupu aku yang ada di sebelah kita. Hey, aku bukan orang yang suka teriak lo – tapi aku teriak waktu itu. Aku juga masih simpen semua surat kamu, dan beberapa undelivered card untuk kamu (oops, sorry). Aku simpen semua gambar kita. Gambar-gambar yang dibuat waktu kita ngga merhatiin guru, waktu kita SMP. We’re so green and we dreams a lot (sampe sekarang kita juga masih muda kan, yah? Baru juga 21 tahun). Aku juga masih inget ko – we dreamed that one day we will own our fashion line, like Dolce and Gabbana. “Tapi kita ga homo,” you added :)

Nothing makes me more happy than to know that I have such a friend like you. A person who knows how to respect… We’re not that kinda friends yang spend really lot of times together. We even meet rarely. We don’t do chatting on the phone until late at nite. And all that other fun stuffs. But I know that we’re growing together, we support each other, and the bond in our friendship is a heart bond.

Aku doain kamu – always win the battle. You – the diamond of God, I know you will get your dreams… For you are a girl with a brave heart.






Gambar diambil tanpa ijin (sori, jek!): http://photos-575.friendster.com/e1/photos/57/53/12233575/1_428736106l.jpg

Waktu Kecil Kami Bahagia Kok!


“Terus masak-masakan, kan?”
“Iya-iya… Terus kita main ibu-ibuan. Inget ga kita punya baju-baju dua bak gede?”
“He-eh. Aku baru sadar lo, itu banyak banget ya? Kita mau gaya jadi apa aja, ada.”
“Iya, sampe kebaya sama jas dokter juga ada. Oh ya! Sampe segala macem tas, segala macem dompet – ada semua, kan?”
“Terus kita juga dikasih benda-benda make-up yang sisa, kan?”
“Iya… Hehehe… Aku baru sadar, lo – mainan kita dulu banyak banget ya?”


Itu sepenggal percakapan gw dengan Putri, si sepupu cantik gw. Waktu itu, kita lagi inget-inget masa kecil kita. Mau ngecek lagi, kita cukup bahagia atau ngga. Hehehe…

Sebelumnya, terima kasih kepada:orang-orang tua kami :)

Berawal dari kunjungan kita ke rumah seorang kenalan yang punya anak laki berusia sekitar satu setengah taun. Pas datang, kita bingung aja – loh, kok rapi banget sih rumahnya? Secara, anak umur segitu kan sedang mulai aktif-aktifnya. Mulai jalan-jalan, mulai ngomong (bahkan teriak-teriak ngga jelas), dan mulai ngegratakin segala sesuatu yang bisa dia gratakin, apalagi mainannya sendiri… Lha yang ini kok… Kebiasaan buruk kita sebagai perempuan pun dimulai – gosip. Eh, itu bisa disebut gosip ga sih? Kami kan meninjau dan menilai dari fakta… Hmm, tapi tetep aja ngomongin orang, ya? Entahlah, apapun namanya – kami mulai berbicara…

“Loh… Ini dia, apa ga dibeliin mainan, ya?”
“Ga tau juga ya… Mungkin disimpen di kamar…”
“Tapi kok ga keliatan satu pun sih mainannya?”
“Tau deh…”
“Inget ga, dulu… Kita aja sampe awal-awal SD masih berantakan ya rumahnya?”
“Iya, apalagi anak cowo…”
“Iya, inget ga Mimo (si adik sepupu gw )… Mobil-mobilannya sampe ada di mana-mana, kan… Malahan kita ikut maen…”
“He-eh… Tau, ah – bingung…”

Ya, mungkin kacamata kami terhadap masa kecil yang ideal tuh sangat terbatas, ya? Gw inget banget, masa kecil kami hampir ngga bisa dikatakan ngga bahagia. Sebutkan saja nama semua mainan – hampir semuanya kami punya (somboooong). Kalo pun ngga punya, mungkin karena rumahnya ngga muat (contoh: motor mini, mobil mini, trampolin, kolam bola, dsb). Mulai dari masak-masakan (dengan satu set kompor yang lengkap – yang plastik, kayu sampe tanah liat: ada semua), boneka, barbie, nintendo (dulu belum jaman maen PS sih…), video Poldy dan Sesame Street, alat-alat make-up (dari cutex sampe hairspray, bahkan parfum juga ada), Lego, Lasy (eh, gini bukan nulisnya?), Blockes, puzzle, Poly Pocket, pancing-pancingan ikan, alat-alat dokter, mobil-mobilan (dari yang kulit jeruk sampe yang pake remote control), ayunan, perosotan, tenda-tendaan, kolam renang plastik, jumping ball, alat-alat gambar (bahkan kita sampe pernah diijinin menuhin satu sisi tembok rumah dengan gambar kita), buku-buku cerita (yang akhirnya kita sumbang ke sekolah), alat-alat musik, brrrh… whatever. Hampir semuanya ada. Ditambah, kadang kalo weekend kita suka pergi ke tempat-tempat main anak-anak untuk bermain dengan alat-alat yang ga ada di rumah, atau cuma nonton di bioskop.

Karena itulah, kami bingung melihat rumah anak usia satu setengah taun yang sangat rapi. OK – mungkin orang tuanya ngga semampu orang tua kami pada waktu dulu. Hm, tapi kan normalnya ya – orang tua pasti ingin melakukan yang terbaik untuk menyenangkan anaknya. Masa kecil anak itu kan ngga tergantikan (aseeeeek… gw kaya uda siap jadi orang tua gini). Biasanya sih, kebanyakan orang tua – ngga ingin kehilangan momen di mana anaknya tumbuh dari bayi jadi remaja. Watching them starting to crawl then walk, mengalami pertama kali mereka bisa bilang “papa” atau “mama”, melihat mereka excited waktu pertama kali terjun ke kolam bola, see what they can do with the things around ‘em… Intinya: melihat perkembangan psikis, kinetis, motorik, dan otak anak mereka.

Sampe-sampe gw dan sepupu, setiap kali ngeliat mainan anak-anak langsung bercita-cita beliin waktu sang anak berulang tahun yang kedua nantinya. Mulai dari mobil-mobilan yang tiga ribu rupiah saja, sampe yang agak mahal bagi kami yang statusnya student. Kalo ngga punya uang, mbo’ ya diajak memainkan permainan tradisional… Buktinya anak-anak di daerah juga ngga kehilangan masa kecil yang menyenangkan tuh dengan permainan tradisional. Dulu, waktu gw masih tinggal sama bokap (sekarang kan udah besar jadi mandiri haha) – gw inget, gw diajak mancing di sungai, memotong tebu, bermain-main dengan prisma dan lup, nonton sepakbola di kampung-kampung, main gundu (kelereng…), bikin mainan dari bambu, kayu, daun (eh, gw bisa lo bikin kalung dari batang daun singkong – patut dibanggakan ngga sih?), main layang-layang, dan lain-lain…

Intinya mah, all the things in our childhood are irreplacable. They all left messages in our brain yang kemudian kita simpan dalam hati, entah itu baik ataupun buruk.