21 October 2007

This is what they call: "Cape Deh"

Hm – judging is not our part. That’s what I am going to say. Gua bingung mau ngomong sama siapa lagi – mau share sama siapa lagi. But that’s life. Kita ngga bisa menghindari atau mencegah orang lain untuk menilai – atau bahkan menghakimi kita. Life is about choices and consequences – hal itu ngga bisa disangkal.

Sampe di titik ini, gua baru sadar – true friends are really hard to found. In this kind of situation juga, gua baru bisa tau – siapa yang bener-bener temen gua. I mean “sahabat”. Close friends and very close friends – I have plenty of them. Ya, ngga untuk very close friends sih… Very close friends adalah teman-teman, yang kepada mereka kita berbagi; dateng waktu susah dan seneng; mereka adalah salah satu pribadi pertama yang kita datangi waktu kita punya kabar (halah!). Ya gitulah maksud gua…

Menurut gua yang membedakan very close friends and best friends adalah tingkat penghargaan dan kasih mereka kepada kita. I am tired of judging. SERIUS. Ini paling cape deh pokonya. Gua ngga menolak dan tetap akan menghargai penilaian orang-orang terhadap gua (walaupun urusan mau gua tanggepin atau ngga penilaiannya adalah urusan gua). Pada awalnya gua hanya beranggapan bahwa “Kita ngga bisa melepaskan diri dari penilaian orang-orang di sekitar kita terhadap kita selama kita hidup,” tapi ternyata masih banyak juga orang yang menghakimi.

Judging is God’s part – memang. Gua juga ngga bilang bahwa gua ngga pernah menghakimi orang – mungkin ngga sadar pernah. Tapi judging sepertinya ngga perlu sampe dikatakan, judging dalam hati aja uda salah. Dan jujur aja for some persons, being judged even when you don’t tell it to them or talking about it with another persons – bisa berasa. Maksudnya uda berasa dihakimi, walaupun kita ngga ngomong. Dan gua adalah tipe orang yang kaya gitu. Heyyy, I know when you are judging me – thru your eyes and thru your mind, even it’s more clear thru your spoken words, yang mungkin ngga disadari meluncur dari bibir.

Makanya sekarang gua mengubah, atau tepatnya melengkapi anggapan gua menjadi “Kita ngga bisa melepaskan diri dari penilaian BAHKAN PENGHAKIMAN orang-orang di sekitar kita terhadap kita selama kita hidup.” Hahaha… That’s life – kandang serigala, beberapa di antaranya berbulu domba. Mungkin sekarang gua harus mulai belajar untuk tutup kuping atau ngga peduli sama perkataan orang-orang di sekitar gua, kalau sebenernya hati gua ngga kaya gitu. ‘Cause nobody knows us like God does – Tuhan yang liat hati kita bukan orang lain.

Hm repot ya… sakit juga sih, apalagi it comes from close persons around us. People: they wont care about what you are feeling and what circumstances you are in, karena free will pada setiap manusia sepertinya membuat hampir sebagian besar manusia jadi selfish. Mending ngaca dulu ya, sebelum ngomong?! Hehehe…

No comments:

Post a Comment