20 October 2007

Memilih untuk Mati

Hm, gw baru tau kalo Paramitha Rusady udah melahirkan… :) Eh, udah lama atau belum melahirkannya - gw juga ngga tau jelas. Soalnya kemarin gw lihat beritanya di MNC – yang suka nyiarin ulang infotaiment-infotaiment tertentu (ah, di situ mah semuwah juga diulang – sinetron taun ’90-an ajah ada!).

Setiap kali mendengar kata “melahirkan,” atau mendengar kabar seseorang yang baru melahirkan – otak gw pasti otomatis langsung menekan tombol PLAY untuk sebuah rekaman adegan persalinan. Entah siapa yang sedang bersalin, yang jelas sedang tergambar perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anaknya di kamar otak gw (bukan di ruang bersalin haha). And imagining it in my mind makes me feel – Brrrrrh…! “I don’t want to feel it!” – gw langsung berpikir seperti itu. NGILU!

Geeez… (aih!) Kenapa para ibu mau melakukan hal tersebut? Tepatnya: Kenapa para perempuan mau menjadi seorang ibu, bahkan merasa belum menjadi perempuan yang seutuhnya ketika ia belum menjadi seorang ibu?

Dan kenapa gw ngga bisa berhenti memikirkan sesuatu setiap melihat sesuatu? Brainmaniac me – that’s what I called myself sometimes. Kalo gw mulain memikirkan “kenapa” – tulisan ini akan menjadi sangat panjang sepertinya.

Karena kita harus lihat sesuatu dari latar belakangnya, kan? Begitu juga mengenai seorang perempuan yang begini, yang begitu – ngga akan habis dibahas dan misteri tersebut ngga akan pernah terpecahkan, karena kita harus lihat dari awal mula seorang perempuan yang bernama Hawa diciptakan.

A woman – gives life to everything she touches. ”And Adam called his wife's name Eve; because she was the mother of all living” (Genesis 3:20). Kayanya mah, kalo dari kisah penciptaan (di kepercayaan gw), perempuan memang pada hakekatnya diciptakan dengan hati yang besar untuk memberikan kehidupan, termasuk kehidupan baru. Ya, yang diomongin di sini emang cuma tentang kehidupan baru, tapi perempuan membuat segala sesuatu yang “disentuhnya” menjadi hidup.

Yang ngebingungin tuh, “Ko bisa, ya?” seseorang memilih untuk mati – hanya untuk menghasilkan satu manusia baru di dunia yang sudah padat penduduknya ini? Ya, iya dong – melahirkan itu kan taruhannya nyawa… Waktu seorang perempuan melahirkan, dia sedang menyabung nyawanya, kan? Kenapa banyak perempuan yang mau melakukan kegiatan reproduksi secara alami atau bahkan dengan bank sperma, hanya untuk menambah jumlah penduduk dunia sebanyak satu jiwa setidaknya? Waktu mereka melakukan reproduksi dan sadar akan tujuannya, yaitu untuk hamil – mereka MEMILIH untuk hamil kan? Artinya, mereka memilih untuk mati dong… Brrh, bener-bener ngga bisa dimengerti… Jujur saja, walaupun gw SANGAT TAKUT untuk melahirkan suatu hari nanti – I want to be a mother. Nah, itu gw juga ngga tau kenapa – naluri kali, ya… Udah dari sananya… Kalo mau lebih jujur lagi, gw juga takut untuk dipenetrasi nantinya T_T (Ini juga bikin gw bingung, kenapa begitu banyak perempuan yang bersedia memberikan keperawanan mereka sebelum waktunya… Padahal itu kan sakit!!! Ngga bisa ditembel lagi…) Bisa ngga dunia ini berkesudahan sebelum hari itu tiba? Tapi gw juga pengen jadi wanita berkeluarga – Duh! Bingung jadinya… Bingung karena banyak mau.

Hm, most of all – setelah melalui brain journey kali ini, I appreciate every birth mother, more than I do before. However, mereka melahirkan kita di dunia ini. Memang Tuhan menciptakan kita, tapi Dia butuh media bantu untuk menghadirkan kita di dunia ini. Untungnya banyak perempuan yang mau jadi media-nya Tuhan (entah sepenuh hati, atau karena terpaksa – mereka yang memilih segala tindakan dan konsekuensinya). Bagaimana pun ibu kita – baik atau buruk, mereka mengerti kita atau tidak, kita tinggal dengan mereka atau tidak, kita sadar kita sayang sama mereka atau tidak – mereka memilih untuk memiliki resiko mati waktu melahirkan kita. Bagaimana pun keadaan mereka, dan apapun kekurangan mereka – kita ngga akan ada tanpa mereka, kan? Kalau mereka bukan seorang ibu yang ideal, Hehehe… Ini versi satu tentang ibu. This is just a short writing about BIRTH MOTHER. JUST A BIRTH MOTHER (karena gw merupakan salah satu orang yang punya banyak orang yang bisa gua sebut “ibu” dalam hidup).



P.S: Bu, makasih ya :) Maaf jarang main

No comments:

Post a Comment