20 October 2007

I Want to Be Happy

Hm… Berbicara mengenai kesenangan (happiness not pleasure) – kebahagiaan kali ya… Temen gw ada yang bilang bahwa kelihatannya gw seneng terus – happy everyday. Hehehe… Dan gw pun menjawab, “Ehm… Bagus donk kalo gitu! Hati yang gembira – selain bagus untuk kesehatan, ampuh mengobati segala sakit penyakit, dan baik untuk kecantikan… Yuuu…”

Seneng ngga sih – kalo orang lain yang lihat kita itu berpikir bahwa kita ini adalah seorang yang bahagia? Banyak orang yang berhasil di dalam kehidupan mereka – they get what they want, they get their dreams, but still… They are not happy. Gw jadi inget sama famous line yang seringkali muncul di otak gw, “Happiness is a choice,” and I am definitely AGREE with this statement. Kebahagiaan itu adalah perasaan yang muncul dari dalam hati kita – kebahagiaan itu emosi. Kebahagiaan ngga akan muncul dari keadaan lingkungan kita, tapi keadaan kita. Kalau pun everything is perfect in our life, tapi kita-nya tetep ngga memilih untuk bahagia, ya kita ngga akan merasa bahagia, kan? But, if our circumstance in life is not very good but we decide that we want to be happy and we have to, the we will be a happy person.

Kalo mau bicara berdasarkan keadaan sebenarnya, yang dilihat dengan logika (as they call me a very logic person) – gw seringkali kecemplung ke dalam keadaan di mana gw berada SEHARUSNYA mengkondisikan gw dalam perasaan yang tidak bahagia. But I decided that I will not be controlled by the situation - I will control the situation. I will handle the circumstance, and I decided to be happy.

I decided it: I WANT TO BE HAPPY. I HAVE TO BE HAPPY.

Kebahagiaan yang gw maksud di sini bukan kebahagiaan yang pura-pura, pretending to smile while you’re crying inside… Kebahagiaan yang dimaksud di sini adalah a pure happiness – pure joy. Entahlah, gw ngga ngerti gimana cara mengkomunikasikannya… Maybe like… Suatu hari gw menyadari betapa kacaunya keadaan lingkungan gw yang otomatis memberikan pengaruh fisik dan psikis kepada gw. Lalu gw mulai menyadari bahwa – secara ngga sadar, keadaan hati gw mulai kacau. Gw mulai takut untuk bergerak dari situasi tersebut. Lalu, gw pun sadar bahwa kalo gw ngga mulai bergerak dan ‘menyelamatkan’ diri gw sendiri, gw akan dikontrol oleh keadaan. Akhirnya gw memutuskan untuk MOVE dari situasi itu dan mengontrol keadaan.

Maybe, you will say: “Ngomong sih gampang, prakteknya…” Pasti kita semua bakal nyeletuk kaya gitu :) Hehehe… Memang tepat, ngomong jauh lebih gampang! Percayalah (duh!), menjadi bahagia dalam keadaan yang tidak bisa membuat kita bahagia itu sulit (kalau lagi ngomong begini gw merasa seperti 27 tahun) Or maybe we will say: “Lo sih ngga ngerasain…”

Ya ya ya… Kalo menurut gw, dari mana munculnya segala macem perasaan yang ngga enak – ya dari otak. Waktu mata kita mulai melihat bahwa keadaan di sekitar kita mulai kacau, dan tubuh kita mulai merespon untuk melindungi diri – otak akan mulai berpikir bahwa “ada sesuatu yang ngga bener, nih.” Waktu otak kita sadar keadaan kita ngga bener, kita mulai MERASA ngga enak. Nah, di situ mulai segala macem perasaan: sedih, marah, dendam, desperate, dsb. Jadi, kalau perasaan-perasaan yang seperti itu pertama kali munculnya dari otak, kita yang punya otak bisa ngatur kepunyaan kita dong untuk memutuskan apa yang harus kita lakukan… Ya, kita harus menyelamatkan diri kita dari situasi seperti itu dan menghilangkan segala macam perasaan ngga enak. Bukannya kabur dari masalah, tapi CONTROL the situation. Face the circumstance with your heart decision – itu intinya. Kalo kita uda milih A, jangan mengeluh kenapa yang terjadi A1, A2, A3, dst… Ya, semuanya terjadi karena kita ngga milih B, C, atau D.

Jadi, kalo kita ngga merasa bahagia, marilah tidak melenguh eh mengeluh, tapi decide that you have to be happy because you want to, not because you have to look to. Be happy because you are happy, not because you are running away from your circumstanmce. Be happy because of what you get, not because of you get what you want. Happiness is your decision. Kalo kita sekarang ngga bahagia, mungkin kita ngga milih untuk menjadi bahagia di ‘scene-scene’ kehidupan kita sebelumnya. Now, let´s start DECIDING – you want to be happy or not :)



No comments:

Post a Comment