Showing posts with label love. Show all posts
Showing posts with label love. Show all posts

09 January 2009

Ternyata Memang Bagus

Pertama, SELAMAT TAHUN BARU 2009!

Ternyata blog ini udah lumayan lama tapi ngga pernah go public. Ngga tau kenapa, gw masih ciut nyali aja tulisan gw dibaca ma orang-orang. Payah ah. Mungkin itu harus jadi salah satu resolusi tahun baru gw: BERANI meng-GO PUBLIC-kan blog iseng ini! LOL

Sebenernya gw lagi ngga punya ide dan ngga punya keinginan untuk menulis. SUMPAH ini bukan gw yang pengen nulis tapi blog nya aja yang ngotot minta diisi! :) Hm, ada sih beberapa orang yang nanyain - tanggung jawab moral mungkin. Jadi, gw memutuskan untuk menulis ini! (eh, ELU! maaf ya, you know i am talking to you - gw jadiin bahan tulisan nih)

Tadi, dan kemaren, dan kemarennya lagi - temen gw cerita terus-menerus tentang sang pacar. Duh, perempuan emang ngga punya bahasan lain mungkin selain lelaki. Dia terus-menerus mengeluh tentang sang pacar yang terus-menerus menghubungi sang mantan. Lebih parah lagi, sang pacar seringkali membicarakan mantannya di depan temen gw ini. THAT IS JUST REALLY IMPOLITE AND LACK OF MANNER!

Lalu yang membuat gw terus-menerus berpikir tentang sang pacar teman ini adalah bahwa - SEPERTINYA sang lelaki ini sangat mencintai teman gw. OK, tapi kok ngga diimbangi dengan tingkah lakunya ya? Itulah yang gw sayangkan. Gw berulang kali juga bilang ke temen gw ini bahwa ACTION SPEAKS LUDER THAN WORDS, dan dia harus bilang ke sang pacar bahwa HIS ACTIONS WORTH MUCH MORE THAN HIS WORDS AND ROMANCE EFFORT.

Saking keselnya, gw sampe nge-IM temen gw dan bilang:

Dia tuh ngga perlu ngomong betapa dia takut kehilangan lo,
betapa lo adalah denyut nadi dan hembusan nafasnya,
betapa buluh perindu memicu jantungnya waktu lo jauh
betapa lo adalah ratu di hatinya
betapa dia siap melewati hutan segara tanpa kuda dan baja
demi bersatu dengan lo.
AND ALL OTHER SHITTY LAME LOVE THINGS!
Direct action dia tanpa kata-kata pun sudah menyampaikan jauh lebih banyak makna dibanding sejuta sumpah setia. HUH!

Ini maksudnya mau melebih-lebih kan biar temen gw kesel, tapi dia malah suka dan bilang: Pacaran sama lo aja deh, Gab!

GILA! Ogah banget gw! Im straight and have no intention to be bi (read: bisexual)
Damn u


16 November 2008

in love with karl

I’m in love with Karl Lagerfeld!

Karena dia bilang: “I never smoked. I never drank and I never took drugs. The funny thing is, nothing is more boring, people like this. For me, it’s OK. But most of my friends, at least they smoke and drink.” Di kesempatan lain dia bilang, “No, and I never, ever eat in between the meals. I control it well enough and with no pills, and I sleep seven hours a night. I go to bed. I fall asleep, and I wake up seven hours later, and this is the most important.” Tentang dietnya dia bilang, “I eat fish, three times a week meat, and if not yogurt, something like this and it rarely continues.”

That’s how he works out his life. SANGAT TERATUR. Gw rasa jarang ada designer (fashion, graphic, interior, dst) yang hidup seteratur dan sangat terencana seperti ini. Seengga-engganya, ya merokok dan begadang. Ini dia yang lucu. Designer bekerja merancang dan mernecanakan hal-hal, buat orang lain pada umumnya tapi hidupnya sendiri ngga dipikirin. Dalihnya sih apsti karena karya – mau memberikan karya yang optimal. Demi karya ngorbanin diri sendiri. Fuck off ahhh.

Dulu gw juga pernah kaya gitu, sampe akhirnya gw sakit :) Pola makan ngga teratur bikin gw sakit usus buntu. Makanan yang ngga sehat bikin gw sempet punya kista. Jadwal hidup yang ngga teratur bikin gw kena typhus bolak-balik. Kerja terlalu keras demi idealisme dan perfeksionisme diri sendiri membuat gw kenal infeksi ginjal ringan. Memang daya tahan tubuh yang udah lemah dari sananya sangat berpengaruh sih, cuma seharusnya gw sadar bahwa gw punya daya tahan tubuh yang lemah dan benar-benar menjaga kesehatan gw. Kesehatan dan kehidupan ngga seimbang kalo hanya dipertaruhkan buat pekerjaan.

Sekarang yang bikin gw bingung, kenapa malah tambah banyak orang yang merokok ya akhir-akhir ini? Banyak yang berhenti tapi lebih banyak lagi yang mulai. Gw pernah bermain bersama teman-teman di Jakarta, duduk-duduk – nongkrong (halah!). Ya pokoknya melakukan kegiatan anak muda di malam minggu yang ngga guna sebenernya. Dibilang refreshing, ya orang hampir setiap hari juga nongkrong! Kita semua udah kecapean dan suasana hati lagi ngga enak. Mulailah satu per satu mengeluarkan kotak rokok, menyulut, menghisap. Kita berenam waktu itu, lima perempuan dan satu laki-laki. Semuanya ngerokok kecuali gw. Semua sibuk menikmati batang rokoknya kecuali gw. Akhirnya gw dengan sedikit BT dan ngantuk, harus menghisap asap rokok dari lima orang. Selesai dari situ, gw pergi dengan tiga orang teman lagi. Dua laki-laki dan dua perempuan termasuk gw. Biasa, ngopi-ngopi sambil sok wifi-an (ah, bergaul sekali). Membuang waktu menunggu tengah malam, untuk dilanjutkan dengan berbagai kegiatan yang lebih seru. Sialnya, kejadian sebelumnya terulang! Dua dari kami merokok, satu sedang tidak ingin merokok – dia cuma social smoker, sedangkan gw ngga merokok dan (tentu saja) bukan perokok! Lagi-lagi gw stuck harus menikmati asap rokok saja yang pelan-pelan masuk ke paru-paru sambil melihat mereka yang begitu menikmati batangannya. Gw rasa pengalaman-pengalaman seperti ini yang membuat orang-orang yang ngga merokok jadi ingin merokok. We suddenly think that we need to smoke for socializing, atau kita harus diam saja dan menghisap semua asap. Belum lagi kalo clubbing, ngga cuma sepuluh atau dua puluh. Ratusan orang yang merokok harus kita hirup asapnya, kalau kita ngga merokok.

Itu baru dari merokok. Bergadang pun sama sepertinya. Semakin malam obrolan semakin hangat, yang tadinya ngga pernah bergadang mulai ingin tidur larut malam. Walau kata-kata “payah udah ngantuk jam segini” ngga terlalu berasa di hati, tapi ternyata efek mentalnya cukup kuat kalau diperdengarkan terus-menerus. Hahaha… Susahnya lagi, jam kosong biasanya emang malam. Kita dan teman-teman baru bisa ngobrol santai dan fellowship waktu makan malam ke atas. Dari yang rencananya diskusi tentang kerjaan sampe akhirnya membuang waktu tanpa menghasilkan apa-apa. Ngga terlalu efisien dan ngga produktif sebenernya, tapi ngga ngerti juga kenapa banyak orang yang rela melakukan hal-hal seperti itu. Emang sih, ide bisa muncul tiba-tiba tapi gw rasa jarang juga pas lagi ngobrol rame-rame. Tetep aja pas sendiri. Mungkin obrolan jadi pemancing, cuma ngga hampir tiap hari juga kali yaa… Mengurangi waktu tidur demi sosialisasi – ngga keren ah. Besok paginya ngga seger, masih ngantuk, bahkan bisa telat.

Ya intinya sih pola hidup. Kalo ngomongin kerugiannya ngga perlu panjang lebar pasti udah sebagian besar orang yang melakukan pola hidup ngga sehat pun tau resikonya. Emang ngga ada yang gratis di dunia! Mau bergaul dan eksis harus mengorbankan pola hidup sehat, mau sehat harus mengorbankan komunitas dan pola hidup ‘asik’. Hahaha… Mungkin yang paling berat adalah melihat diri kita sebagai orang yang membosankan, kaya yang dibilang Lagerfeld: The funny thing is, nothing is more boring, people like this. Hahaha… Ya mungkin beberapa dari antara kita adalah orang-orangy ang sangat membosankan buat kebanyakan orang, tapi kita menjalankannya karena tau tujuan kita di akhir :) Ngga ada yang gratis di dunia ini hehe

Labels or Love - Thanx to Fergie!


Love's like a runway but which one do I love more?
No emotional baggage, just big bags filled with Dior
Love's like a runway, so what's all the fussing for?
Let's stop chasing those boys and shop some more.
1, 2, 1, 2, 3, Turn the lights on.

I know I might come off as negative
I be looking for labels, I ain't looking for love
But, relationships are often so hard to tame
A Prada dress has never broke my heart before
And, ballin's something that I'm fed up with
I'mma do the damn thing, watch me do the damn thing
Cause I know that my credit card will help me put out the flames
I guess I'm Supercalifragi-sexy, nothing to be playing with
I love him, hate him, kiss him, diss him, tryna walk a mile in my kicks

(Labels or Love – Fergie)

Lagu ini beneran ngeracunin gw akhir-akhir ini. Semua ini gara-gara mata kuliah seminar gw yang judulnya Analisa Pengaruh ‘Sex and the City: the Movie’ terhadap Gaya Berpakaian Wanita Moderen. Di penelitian gw sih cuma berputar di sekitar fashion-nya aja sebagai bagian dari lifestyle, tapi otomatis seminar ini membuat gw harus menonton SATC berkali-kali. Gw nonton yang the movie dan yang serial, and note this: berkali-kali.

Nonton SATC the movie dan serial pun belum cukup buat seminar gw. Gw harus bikin tinjauan pustaka, yang mengakibatkan gw baca buanyak buku tentang gaya hidup dan pola pikir – mau ngga mau. Ngga cuma buku, internet pun jadi sumber: situs dan blog. Inilah yang membuat gw mau ngga mau terhenti pada tulisan-tulisan tentang posfeminisme, gaya hidup, dan pola pikir wanita modern (a.k.a. wanita urban, wanita metropolitan, dan sebagainya). Yup. Wanita-wanita yang senang mengonsumsi chicklit dan bermotto ‘being single and happy’.

Begini kesimpulannya – cynical adalah karakteristik umum para wanita modern. Dihadapkan pada kenyataan bahwa populasi pria lebih sedikit dibandingkan wanita, plus banyak pria yang sudah beristri (beristri banyak), plus banyak pria yang gay – cukup membuat para wanita ini menjadi pribadi-pribadi yang sinis. Sinis terhadap cinta – sinis dan pesimis. Para wanita mulai kehilangan keberanian untuk berharap atau untuk memiliki keyakinan – there’s a right man out there waiting. Lama-lama para wanita ini pun berubah menjadi wanita yang tidak memusingkan pernikahan atau percintaan sebagai prioritas hidup lagi. Hidup single, menarik, karier OK, dan pergaulan yang luas dianggap sudah memenuhi seluruh kebutuhan wanita modern. Pacar bisa diganti dengan FASHION. Prada dress would never break our heart, men would. Fashion is a better lover.

Masalahnya, apa itu bener? :) Can we really live without men? Do we really not need men?

A woman isn’t complete without a man. But where do you find a man – a real man – these days?(Lauren Bacall, American Actress, 1924)
Bukan bener atau salah masalahnya! Masalahnya: Ada ngga A RIGHT MAN out there? Many men out there waiting, tapi apakan mereka adalah pria yang tepat untuk dijadikan pasangan hidup? Sekali salah pilih laki sama dengan penjara seumur hidup. Sekali salah pilih berlian bisa dijual lagi, seengga-engganya balik modal! Well, memang ketemu laki-laki sih belum tentu dijadiin suami, tapi apa kita – perempuan, siap untuk sakit hati (lagi) karena laki-laki? Sementara umur terus jalan, luka belum sembuh-sembuh. Lebih baik fokus sama hal lain. Mungkin itu yang ada di kepala para wanita modern.

Kemungkinan lain, saking suksesnya para wanita ini – para lelaki pun jengah untuk mendekati. Semakin sukses seseorang, apalagi perempuan, semakin demanding pula sikapnya. Demanding is a right – and that’s how we, women, think. Kita memperjuangkan segala sesuatunya untuk diri kita sendiri, masa’ kita ngga boleh menuntut sesuatu dari pasangan yang sebenernya – ngga butuh pasangan juga bisa didapatkan? Yaelah, minta tuh yang ngga bisa didapat sendirilah! Well, tapi lelaki ingin merasa dibutuhkan. Nah lo?! Serba salah nih! Akhirnya para wanita memilih untuk acting seumur hidup, berpura-pura demi kebahagiaan pasangan. Membunuh hati sendiri secara perlahan-lahan. Ngga heran muncul joke: Laki itu cuma dua jenis, kalo ngga gay ya brengsek! What a bitter joke that comes out from the deepest part of women’s hunger-of-being-loved heart.

A woman who pretends to laugh at love is like a child who sings at night when he is afraid.(Ada Leverson)

Apa bener wanita modern NGGA TERLALU BUTUH cinta lagi? NGGA TERLALU BUTUH laki-laki lagi? Karena sudah bisa memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Are we being independent or denying reality (that we need to sacrifice a lot to be loved by a men, that there is no such superhero in man, etc)? Maybe we’re just denying reality, hiding from our difficulties to accept the reality. Tokh, ternyata akhirnya di SATC sendiri, Carrie bertanya: “What’s the harm of believing?”

Why Men Marry???

Gw baru aja baca salah satu majalah bulanan wanita edisi Oktober. Salah satu artikelnya bercerita tentang alasan para laki-laki menikah. Well, dulu gw pernah baca artikel di salah satu majalah kalangan sendiri bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan adalah: Laki-laki menikah untuk mendapatkan seks dan perempuan memberikan seks untuk mendapatkan pernikahan. Di majalah yang lain, gw juga pernah baca: Men give love for sex and women give sex for love. Gw agak bingung, dan ngga terlalu yakin dengan pernyataan tersebut. Gw masih berpikiran POSITIF bahwa laki-laki pasti menikah karena cinta.

Haha, ternyata setelah gw baca artikel di majalah tersebut nampaknya gw harus menerima kebenaran pernyataan tersebut. Iya, mungkin laki-laki menikah karena cinta – tapi persenannya lebih sedikit kalau dibandingkan seks. They know they cannot get it forever, they cannot be served forever – if they don’t marry. Ternyata alasan para laki-laki untuk menikah PADA UMUMNYA, ya untuk seks. Contoh: ‘biar halal’, ‘udah ngga tahan’, ‘biar ngga banyak dosa’, dan sejenisnya. Yes, we know what IT refers to: SEX.

Gw rada ngga terima juga sih bacanya, tapi itu kenyataan! Haha… That’s why women and men marry each other, simply because they complete each other. Men need sex, women offer sex. Women need love, men offer love. Semuanya lewat satu lembaga: pernikahan. OK, gw ngga mau bahas soal pernikahannya – ngga ngerti. Ini hanya tentang salah satu dari sekian banyak fakta tentang hubungan laki-laki dan perempuan, bukan tentang pernikahannya. Gw masih percaya bahwa dalam pernikahan pasti ada cinta, entah berapa persen – entah datang duluan atau datang belakangan. Entah stabil atau labil, entah tetap atau pudar, entah si pernikahannya sendiri berujung pada cinta atau pada seks.
But there’s this one thing:

Women marry men hoping they will change. Men marry women hoping they will not. So each is inevitably disappointed. (Albert Einstein)

Mungkin inilah salah satu penyebab perpisahan atau kegagalan pernikahan, hahaha… Mungkin masih banyak perempuan kaya gw yang rada ngga terima dan punya keinginan menyangkal fakta tersebut: laki-laki menikah untuk seks. Kita berharap bahwa lama-lama rasa cinta mereka akan mendominasi hawa nafsu mereka. I think there would be times when love in marriage is so strong, dan mengalahkan seks. But they are just several times, entah sering atau kadang-kadang tapi ngga selamanya…

l o v e

A bit of love would hurt you much.
A lot of love would escape yourself.
A love beyond measurement would keep you alive.

Ini cuma serangkaian kalimat yang ditemukan setelah pemikiran ngga penting yang lumayan panjang.

20 October 2007

I Love The Way You Made Me Laugh

Staring bright through the window
You're bending over to me
A sentimental forsaken
You're trying hard yet to comfort
But you're waving me goodbye
A sentimental forsaken
You're looking around you are hasted
You're supervising my chief
My heart is tikking, let it on
Looks like you're dying to say
But now you turn your head away
Get out and leave me, let it on
But when it's going to be ok
I'm cruisin' on a train
I've got to fear no holiday
Fear is where I'm in
You're staring bright through the window
you're moving closer to me
A sentimental forsaken
You're trying hard yet to comfort
But now you're waving me goodbye
Get out and leave me, let it on
But when it's going to be ok
I'm cruisin' on a train
I've got to fear no holiday
Fear is where I'm in.
Cruisin' - Sioen


I love the way you dance and make me laugh – we’ll find it again one day. LOVE WILL FIND A WAY.

In Love

Mm, it really feels good. Udah lama ngga ngerasain hal ini. I think I am falling in love again. Everything just seems right and my heart is so grateful. Kapan, ya terakhir kali gw kaya’ gini? Udah lama banget kayanya, sampe lupa… Jadi merasa bersalah membaca kalimat yang gw tulis barusan. Maunya sih kaya gini terus, tapi apa daya – I’m only human (dilanjutin: born to make mistake LOL).

Kapan ya gw terakhir kali ngobrol lama sama Dia? Gw memang berdoa setiap hari – tapi kalo ditanya, apakah gw yakin doa itu bukan rutinitas, gw ngga yakin juga. Hehe… Payah ah! I talk to him, and I pray with my heart – but I didn’t tell him all what’s going on in my heart and in my mind. Kalo udah sampe pada perasaan yang seperti sekarang ini, gw jadi ngerasa kaya ahli taurat waktu itu. Sial… Padahal gw paling ngga suka sama hal-hal yang seperti ini. Maksudnya, gw ngga suka kalo disebut religious – itu kan bahasa Indonesianya agamawi… Ya, berarti gw ngga ada bedanya sama ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi (menurut ajaran Yesus).

Tadi pagi, gw dapet SMS dari seorang teman yang bilang, “Kenapa ya melakukan dosa itu mudah?” That is absolutely right, udah gampang – enak lagi! Siapa juga yang ngga hobi? Ya, termasuk gw – kadang hal-hal kecil yang sepertinya ‘ngga apa-apa’ itu sebenarnya dosa juga kan, karena kita udah kompromi. Nah, gimana atuh?! Susah – secara gw masih hidup di dunia, gitu kan… Huh, saya ini masih muda dan butuh banyak pengalaman serta kesenangan, kalo ini itu dosa ya gimana dong?! Akhirnya gw pun mulai kompromi dan menghalalkan perbuatan-perbuatan yang sebenernya gw uda tau itu dosa.

Duh, Tuhan! Pernah ngga sih ngerasain kaya’ gini? Punya hawa nafsu manusia daging – kan Dikau dulunya juga 100% manusia, kan?

Gw sampe pernah bilang ke temen gw, “I was a sinner who’s been saved, yang kadang-kadang suka ngga sadar bahwa gw kembali menjadi sinner, bahkan masih gemar menjadi sinner.” Ya ya ya, I am nothing more than a dirty diamond which had been washed, yang kemudian lari-lari lagi nyemplung ke bawah tanah tempat gw digali. Aneh ya, udah dicari susah-susah sama yang punya, dibawa pulang, terus dimandiin, digosok biar mengkilat – masih aja suka yang kotor-kotor… Gab, Gab… Kamu tuh keterlaluan!

Ah, sudahlah – yang penting hari ini gw udah kembali tersadar, dan minta maaf sama Dia. Gua yakin Dia tuh panjaaaaaang sabar, penuh kemurahan, belas kasihan, dan kasih karunia. Hehe… Iya kan, Tuhan? Gw yakin, pasti Dia dari atas sana uda geleng-geleng kepala, dan berkata, “Nak, nak… Kamu kok lama-lama ngelunjak sih?” Hehe… Peace, God! Namanya juga diciptakan dengan tubuh, jiwa, dan roh – ya, gw nyatakan: ini adalah sebuah perjuangan, to say “I am a Christian,” and living in it. To say “I read the Bible," and live my heart with it.

Sekarang, gw cuma mau menikmati rasa ini lagi – sama seperti waktu gw baru kenal Dia. Realize how much I love him. Kalo ngga cinta, udah gw tinggalin dari dulu kali! This world is full with pain and it’s beautiful to have this feeling again. Like: He is the reason for me to live. Gaya ah!


Catatang ngga penting: Perasaan ini sampe kebawa-bawa mimpi segala, tau. Norak, ah! Hehe…

My saving grace, my endless love
Deeper and deeper I’m falling in love with You
My one desire, my only truth
Deeper and deeper I’m falling in love with You
As the water covers the sea
So your love covers me
Guiding me on roads unknown
I trust in You alone…

(Sepenggal dari My Saving Grace-nya Hillsong United, album Best Friend)